Sabtu, 02 Februari 2013

BANJIR MENGHANTUI JAKARTA

JAKARTA, KOMPAS.com - Akibat Pintu Air Katulampa sempat mencapai status Siaga II, beberapa wilayah DKI Jakarta kembali terendam banjir, khususnya bagi warga yang berada di bantaran Kali Ciliwung. Sebanyak sembilan kelurahan tercatat tergenang air dengan ketinggian antara 10-200 centimeter. Kepala Bidang Informatika Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Bambang Suryaputra mengatakan, jumlah RW yang terendam mulai pukul 02.00 WIB pagi mencapai 20 RW dengan 60 RT. "Sementara itu jumlah warga yang rumahnya terendam banjir mencapai 1.135 kepala keluarga atau sebanyak 3.591 jiwa. Tapi sampai saat ini warga masih bertahan di rumahnya masing-masing," kata Bambang saat ditemui di Kantor BPBD DKI Jakarta, Jumat (1/2/2013). Setelah mendapatkan informasi Bendung Katulampa berada pada posisi siaga 2, kata dia, pihak BPBD DKI langsung berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti lurah dan camat untuk segera menginformasikan kepada masyarakat agar tetap waspada. Sehingga, saat banjir datang, warga sudah bersiap menghadapi banjir kiriman. BPBD DKI juga meminta kepada instansi terkait penanggulangan banjir untuk kesiapan dan pendekatan personel, logistik, peralatan di lokasi rawan banjir. "Saat ini semua bantuan juga sudah siaga di kelurahan dan kecamatan setempat. Tapi, memang belum ada pengungsi sampai saat ini," ujarnya. Menurut data BPBD DKI Jakarta, kelurahan yang paling parah terendam banjir yakni Kelurahan Cililitan RT 06 RW 07 dengan ketinggian mencapai 150-200 centimeter. Selain itu di Kelurahan Cawang dan Kelurahan Kampung Melayu ketinggian air hingga 150 centimeter. Kelurahan lain yang juga terendam banjir yakni Kelurahan Bidara Cina setinggi 20-75 centimeter, Kelurahan Pengadegan setinggi 20-30 centimeter, Kelurahan Rawajati setinggi 10-30 centimeter, Kelurahan Kebonbaru setinggi 20 centimeter, Kelurahan Bukit Duri setinggi 10-80 centimeter, dan Kelurahan Manggarai dengan ketinggian air antara 10-20 centimeter. Kata kata di atas saya ambil dr kompas.com pada postingan 1 Februari 2013, ketika banjir telah melanda, siapa kah yang harus di salahkan? Adakah yang bias kita salahkan ? jawabannya adalah tidak, coba kita introspeksi diri masing-masing, apakah kita sudah menjaga kota kita ini dengan baik? Apa kita membiarkan tumbuhan tumbuh dengan bebasnya? Ketika pepohonan yang tumbuh untuk menyerap air mungkin semua bisa sedikit teratasi, namun kalau semua pohon telah tergantikan oleh beton yang kokoh, masih kah dapat menyerap air dengan baik? Menurut saya, mulai sekarang kita mulai menjaga kota kita ini, sedikit perbuatan kita untuk menjaga, pasti ada hasil dari pencegahan tersebut, dan apabila sedikit tetapi terus dilakukan akan berdampak baik pada kota kita ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar